BPBD Kotim ingatkan masyarakat potensi banjir masih ada hingga Maret

2025-02-06 02:52:01


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terkait potensi banjir yang masih ada selama Februari-Maret 2025.

“Memang untuk wilayah Kotim saat ini masih aman, karena curah hujan lebih banyak di wilayah selatan, tapi itu tetap menjadi perhatian kita. Apalagi untuk ancaman banjir itu tetap ada pada Februari - Maret,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam di Sampit, Selasa.

Ia menuturkan, awalnya pihaknya cukup mengkhawatirkan potensi banjir di Januari 2025, sebab jika mengacu pada 2024 pada bulan yang sama terjadi banjir cukup parah di sebagian besar wilayah Kotim.

Namun, pihaknya bersyukur Januari 2025 bisa dilalui dengan baik, meski sempat terjadi banjir di beberapa desa tetapi durasinya tidak lama, rata-rata tidak sampai 24 jam sudah surut.

Multazam menyebutkan, berdasarkan rapat di tingkat provinsi diketahui curah hujan pada periode ini memang lebih banyak di wilayah selatan, seperti Kabupaten Kapuas, Barito Selatan dan Katingan.

Kendati demikian, dengan kondisi iklim di Kotim yang sulit diprediksi maka antisipasi terhadap bencana banjir tetap menjadi prioritas. Terlebih, meskipun intensitas curah hujan mulai berkurang tetapi sebenarnya saat ini Kotim masih diliputi musim hujan.

“Hasil rapat kemarin banjir di Kapuas termonitor cukup dalam dan ini tetap menjadi bagian perhatian kami, karena bagaimanapun juga bencana itu tidak mengenal daerah teritorial, sehingga kami tetap melakukan antisipasi,” ujarnya.

Ia meneruskan, untuk menindaklanjuti masih adanya ancaman banjir di Kotim, maka langkah yang penting dilaksanakan adalah mencari penyebab banjir.

BPBD Kotim telah melakukan asesmen di beberapa lokasi, khususnya di wilayah perkotaan yang diketahui penyebabnya berhubungan dengan drainase dan ini pun telah dikoordinasikan dengan dinas terkait, agar dilakukan pembersihan drainase.

Contohnya di drainase maupun sungai di Jalan Sampoerna. Upaya ini telah dilakukan pada 2024 dan walau tidak bisa mencegah terjadinya banjir sepenuhnya, tetapi setidaknya dapat mempercepat proses surutnya debit air.

Di samping itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada karena terkadang banjir datang secara tiba-tiba. Dalam beberapa kejadian, di daerah tertentu tidak diguyur hujan namun justru mendapat kiriman air dari wilayah hulu yang menyebabkan banjir.

“Misalnya hujan lebat di wilayah atas, ditambah terjadi air pasang yang cukup tinggi sehingga kecepatan tinggi muka air itu terjadi secara drastis. Hal-hal seperti ini perlu diwaspadai,” jelasnya.

Sumber: Antara