Dinkes: 85 persen calon haji Mataram sudah istitaah

2025-02-06 02:17:02


Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, sebanyak 85 persen calon haji Kota Mataram musim haji 1446 Hijriah/2025, sudah melakukan pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan istitaah.

"Sementara sisanya masih dalam proses dan ada yang melakukan pemeriksaan lanjutan ke tingkat rumah sakit," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Selasa.

Berdasarkan data dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram menyebutkan jumlah calon haji Kota Mataram yang akan diberangkatkan tahun 2025 sebanyak 723 orang. Mereka merupakan jamaah yang mendaftar pada bulan April-September 2012.

Menurut Emirald, dalam proses layanan pemeriksaan kesehatan jamaah calon haji, pihaknya sudah menekankan kepada semua petugas di 11 puskesmas se-Kota Mataram, agar semua jamaah bisa lolos istitaah kesehatan.

Dengan cara melakukan pendampingan dan bimbingan kepada jamaah secara baik dan benar hingga jamaah bisa mendapatkan istitaah kesehatan haji sebagai dasar untuk pelunasan Bipih (biaya perjalanan ibadah haji).

"Jika ada yang membutuhkan pendampingan dan rujukan terhadap penyakit jamaah, petugas harus siap membantu," katanya.

Kecuali, apabila secara aturan dan petunjuk teknis jamaah tersebut tidak diberikan waktu tertentu, namun penyakit yang diderita tidak bisa ke kondisi normal.

Misalnya, ada jamaah yang mengalami gagal ginjal kronis tahap akhir yang membutuhkan cuci darah secara rutin. Tentu, hal itu sudah tidak bisa diberikan pendampingan apalagi sudah ada tanda merah pada rekam medis.

"Sedangkan untuk penyakit seperti hipertensi, jantung, dan lainnya yang masih bisa dinormalkan dan dilakukan pendampingan mandiri, kami upayakan dapat istitaah," katanya.

Emirald menambahkan, dalam proses pemeriksaan kesehatan haji, selain dilakukan pemeriksaan fisik juga pemeriksaan mental yang mencakup daya ingat.

Pemeriksaan kesehatan haji, dilakukan secara terus menerus dari persiapan berangkat, saat di Tanah Suci, bahkan sampai pulang ke Tanah Air.

Untuk persiapan berangkat dilakukan pada tingkat puskesmas, tapi ketika ada yang membutuhkan rujukan karena penyakit tertentu, jamaah akan dirujuk ke rumah sakit, tapi setelah itu harus kembali lagi ke puskesmas.

"Puskesmas akan melengkapi data kesehatan jamaah melalui sistem koordinasi kesehatan haji. Jadi semua berawal dan berakhir di puskesmas," katanya.*

Sumber: Antara