Pertamina perketat pengawasan LPG 3kg di agen-pangkalan

2025-02-03 16:35:02


Pertamina Patra Niaga memperketat pengawasan distribusi liquefied petroleum gas (LPG) subsidi ukuran tiga kilogram untuk antisipasi terbatasnya pasokan di pangkalan resmi di Bali.

“Pengawasan dilakukan melalui pendataan transaksi via MAP untuk melihat kewajaran jumlah pembelian rata-rata konsumen,” kata Area Manager Communication, Relations dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) dihubungi di Denpasar, Bali, Senin.

Ada pun MAP adalah kepanjangan dari Merchant Apps Pangkalan yakni aplikasi yang digunakan oleh gerai pangkalan guna mendata transaksi LPG 3kg.

Skema distribusinya, lanjut dia, dari agen kemudian menyuplai ke pangkalan resmi dengan berbasis penebusan nontunai.

Sedangkan setiap pangkalan mendapatkan pasokan tabung berbentuk menyerupai buah melon itu berbeda, menyesuaikan sebaran wilayah dari pangkalan tersebut.

Rata-rata penyaluran LPG 3 kilogram ke pangkalan bervariasi rata-rata 20-50 tabung setiap hari.

Apabila pangkalan melakukan pelanggaran menyuplai ke pengecer, lanjut dia, pangkalan itu akan mendapatkan sanksi.

“Kalau pangkalan terbukti melakukan pelanggaran, diberikan sanksi dengan surat peringatan dan pengurangan alokasi tabung LPG selama periode tertentu sampai dengan pemutusan hubungan usaha (PHU),” katanya.

Di Bali, lanjut dia, dari 682 desa/kelurahan total ada 5.335 unit pangkalan per Januari 2025 atau rata-rata satu desa ada tujuh pangkalan resmi.

Sementara itu, pemerintah mulai 1 Februari 2025 menerapkan penjualan LPG 3 kilogram hanya di pangkalan dan tidak lagi di pengecer.

Pasalnya, harga di level pengecer, harganya bervariasi mulai Rp22 ribu hingga Rp25 ribu per tabung.

Sedangkan pengawasan di pengecer bukan menjadi kewenangan BUMN bidang minyak dan gas bumi itu.

Ada pun di pangkalan, harga LPG subsidi itu mencapai Rp18 ribu per tabung sesuai Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 63 tahun 2022.

Setelah penjualan LPG subsidi itu hanya di pangkalan, sejumlah pangkalan di Denpasar dan daerah sekitarnya langsung diserbu konsumen, dan beberapa di antaranya langsung ludes.

Sumber: Antara