BPBD Kuningan tangani 71 bencana selama Januari 2025
2025-02-03 15:41:02
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, telah menangani sebanyak 71 kejadian bencana yang terjadi selama Januari 2025 pada 27 kecamatan di daerah itu.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Indra Bayu Permana mengatakan mayoritas bencana yang terjadi dipicu oleh faktor hidrometeorologi, terutama tingginya curah hujan yang melanda wilayah tersebut.
“Dari hasil asesmen kami, bencana yang terjadi meliputi empat kejadian banjir, 48 tanah longsor, sembilan kejadian akibat cuaca ekstrem, dua kebakaran rumah, dan enam bangunan ambruk,” katanya saat dikonfirmasi di Kuningan, Senin.
Akibat peristiwa tersebut, kata dia, satu warga mengalami luka-luka, 30 jiwa mengungsi, serta 288 jiwa lainnya terdampak. Namun dipastikan tidak ada korban jiwa pada kejadian bencana tersebut.
BPBD Kabupaten Kuningan, kata dia, berperan aktif dalam penanganan bencana, mulai dari respons cepat saat kejadian, evakuasi warga terdampak, hingga distribusi bantuan darurat.
“Tim BPBD juga melakukan asesmen lapangan untuk mengidentifikasi kerusakan dan kebutuhan korban,” katanya.
Selain itu BPBD berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, TNI-Polri, serta relawan kebencanaan untuk memastikan proses penanganan berjalan optimal.
Indra menyampaikan tidak hanya upaya pemerintah, masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana, terutama di daerah yang rawan longsor serta banjir.
“Kondisi saat ini masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi,” tuturnya.
Sementara itu Penjabat (Pj) Bupati Kuningan Agus Toyib menegaskan pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret guna membantu warga terdampak, terutama dalam hal rehabilitasi rumah yang mengalami kerusakan.
“Kami segera merealisasikan rehab rumah bagi warga terdampak. Bersamaan dengan itu juga akan dibangun bronjong untuk mencegah pergerakan tanah,” ujarnya.
Ia menambahkan pembangunan brojong bertujuan memperkuat struktur tanah, terutama di wilayah rawan longsor, agar kejadian serupa tidak terulang pada kemudian hari.
“Kami berkomitmen untuk terus melakukan pemantauan terhadap wilayah-wilayah yang berisiko tinggi mengalami bencana. Langkah ini mencakup sosialisasi kepada masyarakat terkait kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana,” ucapnya.
Sumber: Antara