KLH dorong pengurangan lewat Asta Aksi Peduli Sampah pada HPSN 2025
2025-02-03 13:54:02
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 ingin mewujudkan kontribusi nyata mengurangi sampah lewat Asta Aksi Peduli Sampah yang memiliki delapan fokus lokasi.
"Jadi nanti kita akan memperingatinya bukan dengan cara kita merayakan besar-besaran. Tapi kita harus ada kegiatan yang konkret yang memang kita berbicara bagaimana menangani sampah-sampah dari hulu ke hilir," kata Sekretaris Utama KLH/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Rosa Vivien Ratnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan dalam peringatan HPSN tahun iniĀ KLH mencanangkan Asta Aksi Peduli Sampah Nasional yang menyasar delapan aksi yaitu aksi bersih pantai, aksi bersih gunung, aksi bersih mangrove, aksi bersih desa, aksi bersih di pesantren, aksi bersih di pasar, serta membudayakan sadar sampah di lingkungan kampus dan sekolah.
Rangkaian Asta Aksi itu sendiri sudah mulai dilaksanakan bulan ini yang dilakukan KLH bersama dengan kementerian/lembaga lain berserta pemerintah daerah.
Puncak peringatan HPSN 2025 sendiri dilaksanakan di Leuwigajah, Jawa Barat, yang menjadi lokasi tragedi longsor sampah yang menewaskan 157 orang pada 21 Februari 2005. Kejadian itu menjadi cikal bakal dari lahirnya HPSN yang diperingati setiap 21 Februari.
Direktur Pengelolaan Sampah KLH Novrizal Tahar dalam kesempatan yang sama mengatakan pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada seluruh pemerintah daerah bahwa peringatan HPSN 2025 dilakukan lewat aksi nyata yang menyentuh langsung kepada persoalan.
Secara khusus dia menyoroti peran desa dan pesantren atau tempat ibadah dalam upaya menangani sampah, tidak hanya di perkotaan yang sudah sering mendapatkan sosialisasi penanganan sampah.
Dia mengatakanĀ fokus kepada pesantren diberikan karena terdapat sekitar 42 ribu pesantren di seluruh Indonesia, dengan jumlah santri sekitar 6 juta orang.
"Kita punya kurang lebih 70 ribu desa di Indonesia dan kita harapkan juga desa ini menjadi kekuatan penting, karena selama ini fokus kita masih di perkotaan sehingga persoalan sampah juga segera kita bisa selesaikan di desa seluruh Indonesia. Kemudian juga kita akan masuk kepada kampus, kemudian sekolah, dan juga pesantren," jelasnya.
Sumber: Antara